Jumat, 11 September 2009

Kota Tanpa Cinta dan Hutan Tanpa Air Mata

Kota Tanpa Cinta dan Hutan Tanpa Air Mata


Separoh nafas yang tersengal sebagian orang arif menyebutnya dengan Bunuh Diri. Beratnya helaan nafas terasa sampai kejantung, rupa penyesalan, tidak terima, tidak bersyukur, sampai kepada putus asa. Getaran penyesalan pertanda perjalanan proses bersyukur telah terhijab, dan akan merubah sifat dalam system syaraf untuk berbelok kepada derajat arah. Gerakan itulah yang akan menjadikan perubahan rasa dan kepekaan terhadap isyarat dan tanda-tanda tuhan yang di larutkan dalam sifat latifah.


Cinta ada diantara rasa suka, meletakkan cinta kepada kefanaan yang ada di muka bumi mau tidak mau, suka tidak suka harus menenerima perubahan, baik ataupun buruk, enak maupun senang. Sesungguhnya rasa senang dan cinta adalah sarana awal niat untuk memulai dan bukan sebuah tujuan dari arah yang di tuju. Cinta adalah sarana proses perjalanan untuk mengenal, proses berikutnya adalah perubahan sifat cinta menjadi kasih sayang, dimana dalam proses tersebut terbentuk pemahaman dan keiklasan untuk melepaskan ego dan kepemilikan. Dalam proses kasih sayang tercipta sifat menghargai, memeilhara, dan menumbuh kembangkan untuk kelestarian. Kasih sayang yang telah meleburkan sifatnya dalam imbal balik penyatuan akan menumbuhkan rasa tak berbeban, iklas tanpa batas.


Tanpa Cinta terhadap apapun yang ada dalam keramaian hiruk pikuk duniawi, memaknai hidup kedalam kasih sayang hakikiah nuraniah tanpa syarat. Sehingga penyesalan dan air mata pun akan hilang, bersama kerelaan, keiklasan dan keridhoan akan semua hal yang terjadi merupakan rahmat Tuhan Alam Semesta. Datang dan pergi adalah kehendaknya dengan sifat Lilahitaallah-Nya. Ada dan tiada juga kehendak-Nya. Semua terukur dengan ketentuan kepastian CUKUP.
Akhir pencarian hanya ada dalam ketenangan dan kejernihan, keiklasan dan kekhusukan menjalani kodrati Agung. Inilah kemuliaan sesungguhnya dan bukan kemunafikan.

Diantara Kota dan Hutan, diantara keramaian keinginan dan sunyinya nurani tercipta keteduhan dalam naungan-Nya. Kota Tanpa Cinta dan Hutan Tanpa Air Mata.


-->Jumat Wage<--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar